Terkait PK Moeldoko, SBY Singgung Tangan-tangan Politik Ingin Ganggu Demokrat
JAKARTA - Permohonan Peninjauan Kembali (PK) yang diajukan kubu Moeldoko ke Mahkamah Agung (MA) terkait Partai Demokrat , direspons Ketua Majelis Tinggi Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono ( SBY ). SBY mengungkapkan tentang adanya telepon dari seseorang. "Berkaitan dengan PK Moeldoko di MA, tadi malam saya terima telepon dari mantan menteri yang sampaikan pesan politisi senior (bukan Partai Demokrat ) berkaitan PK Moeldoko ini," kata SBY dikutip dari akun Twitter @SBYudhoyono, Minggu (28/5/2023). "Pesan seperti ini juga kerap saya terima. Jangan-jangan ini serius bahwa Demokrat akan diambil alih.
Menurut SBY, berdasarkan
akal sehat, sulit diterima PK Moeldoko dikabulkan MA karena sudah 16 kali pihak
KSP Moeldoko kalah di pengadilan. "Kalau ini terjadi, info adanya
tangan-tangan politik untuk ganggu Demokrat agar tak bisa ikuti Pemilu 2024
barangkali benar. Ini berita yang sangat buruk *SBY*," tegas SBY
SBY menjelaskan, sebagai Ketua Majelis Tinggi
Partai Demokrat, dirinya berharap pemegang kekuasaan (politik dan hukum) tetap
amanah, tegakkan kebenaran dan keadilan. "Indonesia bukan negara
"predator" (yang kuat memangsa yang lemah) serta tak anut hukum rimba
yang kuat menang, yang lemah selalu kalah *SBY*," tutupnya. Diketahui, PK
yang diajukan Moeldoko tersebut terkait putusan kasasi MA dengan Nomor 487
K/TUN/2022 yang telah diputus pada 29 September 2022. Dalam putusannya, MA
menolak kasasi atas gugatan terhadap keputusan Menkumham yang menolak
pendaftaran hasil KLB Demokrat Deli Serdang yang menunjuk Moedoko sebagai ketua
umum Partai Demokrat. Sebelumnya, Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti
Yudhoyono (AHY) mengungkapkan, KSP Moeldoko dan Jhoni Allen Marbun melakukan
pengajuan PK kepada Mahkamah Agung terkait kepemimpinan Partai Demokrat.