Sedekah Bubur Sebagai Wujud Rasa Syukur
Sedekah Bubur Sebagai Wujud Rasa Syukur
BATANGHARI – Tidak banyak desa di Provinsi Jambi yang
masih melestarikan budaya sebagai bentuk rasa Syukur kepada yang maha kuasa atas
kelimpahan nikmat yang di berikan.
Wujud rasa Syukur bisa saja dari hal apapun, namun berbeda
dengan desa Pasar Terusan kecamatan Muarabulian.
Usai menanam padi, dan padi sudah berusia dua bulan,
maka Masyarakat desa setempat berbondong – bondong ke area sawah denga membawa
rantang ( Lengkat Bahasa daerah – red).
Pemandangan ini selalu ada setiap tahunnya, bahkan
tidak pernah hilang oleh perubahan zaman, selain dari ibu – ibu, para tokoh Masyarakat
juga ikut berkumpul di sawah yang sudah mereka tanam.
Tradisi sedekah Bubur ini selalu hidup dan di
laksanakan di Tengah Masyarakat.
Bupati Batanghari Muhamad Fadhil Arief pun ikut
merasakan sedekah bubur tersebut, “ sedekah bubur ini sudah ada semenjak zaman
nenek moyang, dan sudah ratusan tahun, sedekah bubur ini wujud dari rasa Syukur
kepada ALLAH SWT,karena sudah memberikan kenikmatan bagi Masyarakat, terutama Masyarakat
yang bekerja sebagai petani padi,” ucapnya.
Sedekah bubur ini di lakukan menjelang proses panen atau usia tanam sudah dua bulan, “ sekitar usia dua bulan, kalau orang dusun menyebutkannnya Ketika padi sudah bunting atau berisi, baru melakukan sedekah bubur, untuk jumlah yang di tanam di desa pasar terusan ini sebanyak 360 hektar,” tutupnya.