Bupati Batang Hari Resmikan Gedung Cuci Darah
Bupati Batang Hari Resmikan Gedung Cuci Darah
BATANGHARI - Bupati Batang Hari, Jambi, Mhd Fadhil
Arief meresmikan Gedung Instalasi Dialisis Rumah Sakit Umum Daerah Haji Abdoel
Madjid Batoe (RSUD HAMBA) Muara Bulian,
Fadhil Arief dalam sambutan singkatnya mengatakan,
peresmian Gedung Instalasi Dialisis dan Launching Mobil Unit Pengelola Darah
RSUD HAMBA Muara Bulian, terasa begitu istimewa karena bertepatan dengan Hari
Kesaktian Pancasila.
"Peringatan Hari Kesaktian Pancasila harus kita
akui dan kita laksanakan sebagai ideologi negara kita. Bertepatan dengan
peresmian gedung instalasi dialisis atau alat cuci darah di Kabupaten Batang
Hari," ujarnya.
Menurut lelaki penggila sepakbola ini, semua unsur
Pancasila masuk dari bagian daerah ini. Sila pertama berbunyi ketuhanan yang
maha esa. Ia berujar bahwa semua masyarakat Batang Hari punya Tuhan dan semua
meyakini Tuhan.
"Tuhan memberikan perintah kepada kita semua
untuk selalu ikhtiar dan berdoa. Kegiatan hari ini bagian dari ikhtiar,
bagaimana kita meninggikan derajat kesehatan masyarakat," tegasnya.
Sila kedua, kata Fadhil Arief, kemanusiaan yang adil
dan beradab. Negara harus hadir memberikan pelayanan secara adil dan beradab
kepada seluruh rakyat Indonesia.
"Tahun 2023, istri saya kebetulan memberikan
bantuan kursi roda kepada orang-orang sakit atau tak mampu berjalan. Salah
satunya telah wafat, adalah pasien cuci darah, dia cuci darahnya ke Rumah Sakit
Raden Mattaher," kenangnya.
"Karena pasien tergolong orang tak mampu, pasien
menggunakan mobil BHI (transportasi umum). Alangkah menderitanya pasien cuci
darah dari Bulian naik BHI, sehingga rentang waktu yang dibutuhkan sangat
lama," imbuhnya.
Sewaktu pasien tiba di rumah sakit, kata Fadhil Arief,
pasien harus beristirahat dan mengantri. Tak ingin kejadian serupa terulang,
pemerintah daerah akhirnya membangun Gedung Instalasi Dialisis dalam kawasan RS
HAMBA Muara Bulian.
Selanjutnya sila ketiga, persatuan Indonesia. Fadhil
ingin semua stakeholder dan semua anak bangsa memberikan kelebihannya guna
menjadikan Indonesia semakin kuat.
"Saya agak kritisi surat Kepala BPJS Kesehatan,
seolah-olah Batang Hari ini tekor dengan kompensasi BPJS dibayarkan. Tidak
tekor Bu Santi, karena Batang Hari menyumbang pajak negara itu tinggi, dari HGU
kelapa sawit, dari tambang batu bara, dari migas," tegasnya.
"Memang tak masuk di APBD, tapi masuk ke APBN dan
masuk lagi ke BPJS. Jadi kalau 63 miliar ibu itu, sebenarnya masih jauh, karena
Batang Hari ikut menyumbang ke APBN, namanya Pajak Pemerintah Pusat,"
tambahnya.
Ayah empat anak ini berujar pihak BPJS Kesehatan harus
menyamakan persepsi. BPJS Kesehatan tak boleh lagi mengirim surat kepada Bupati
Batang Hari, menyatakan Bupati tekor karena APBD nya cuma sekian.
"APBD itu bagian dari APBN. Tahun depan APBD kita
surut jauh dengan pola pemerintahan baru. Tapi belum tahu, pasti formulanya,
jadi Batang Hari ini APBD-nya akan turun dari transfer pusat tahun depan
sekitar 320 miliar," tuturnya.
Manajemen RSUD HAMBA Muara Bulian, kata Fadhil Arief
harus segera mengantisipasii terjadinya penurunan APBD dengan cara berinovasi
agar pelayanan kesehatan masyarakat tak terganggu.
"Kita yakini bahwa dengan niat baik, pelayanan
kita tidak terganggu. Bu Santi harus berkreasi dengan keadaan ini. Tapi kita
komitmen, bagaimana masyarakat dilayani dengan baik," tegasnya.
"Tadi pak Sekda memberitahu kepada saya, pak
kalau kita turun (APBD), OHC (One Hour Closer) tak dapat
award. Kita tak peduli dengan award, kita yang peduli kalau ada orang Batang
Hari tidak terlayani kesehatan dengan baik, baru kita peduli. Apalah artinya
award, kalau pelayanan kita tidak baik," imbuhnya.
Meski demikian, kata dia, OHC merupakan
salah satu indikator yang harus dikejar. Hal ini lantaran dengan OHC mencapai
angka 100 persen, berarti kemungkinan besar masyarakat Batang Hari sudah
terlayani dengan baik.
"Sehingga kolaborasi kita dengan BPJS, kolaborasi
kita dengan pemerintah pusat, kolaborasi dengan stakeholder lainnya terjalin
dengan baik," tuturnya.
Kemudian masuk sila keempat, kerakyatan yang dipimpin
oleh hikmat, kebijaksanaan dalam permusyawaratan dan perwakilan. Makanya lahir
pemilihan kepala daerah (Pilkada) langsung, pemilihan Presiden, pemilihan DPR.
"Tujuannya bagaimana rakyat dapat pemimpin yang
memang peduli dengan rakyatnya, yang berhikmat kepada rakyatnya. Bupati hadir
diberi amanah oleh rakyatnya untuk mengurusi rakyatnya," katanya.
Sila kelima Pancasila, kata Fadhil Arief berbunyi
keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Ia menekankan agar pelayanan RS
HAMBA kepada masyarakat harus menjunjung tinggi nilai-nilai keadilan tanpa
tebang pilih.
"Teryata kata orang dusun, pak kami kalau ke
rumah sakit, nengok perawat di IGD nyambut kami dengan humble, hangat, sudah
terasa separuh sehat kami. Kadang-kadang pegawai menakuti masyarakat, sehingga
bikin tambah ngedrop," ucapnya.
RSUD HAMBA Muara Bulian ada, kata Fadhil Arief karena
adanya masyarakat Batang Hari. Begitupun gedung instalasi dialisis ada karena
ada orang yang perlu penanganan cuci darah.
"Kalau tak ada pasien cuci darah, pasti tak ada
fasilitas gedung ini. Menurut data yang diberikan Direktur RSUD HAMBA kepada
saya, ada sekitar 0,22 persen orang Indonesia yang mengalami gagal ginjal atau
683.000 lebih. Sedangkan di Batang Hari pasien yang terdata berobat berjumlah
25 orang," rincinya.
Mengakhiri sambutannya, Fadhil Arief mengucapkan
terima kasih kepada seluruh jajaran RSUD HAMBA Muara Bulian dan para medis yang
telah mengabdi dengan baik di Kabupaten Batang Hari.
"Atas ijin Allah dan ijin semua kita yang hadir
di sini, dengan mengucap Bismillahirrahmanirrahim, gedung instalasi dialisis
dan launching mobil unit pengelola darah, secara resmi Saya buka," ucapnya
disambut tepuk tangan.****