Rabu, 01 Oktober 2025

Bupati Batang Hari Resmikan Gedung Cuci Darah

Bupati Batang Hari Resmikan Gedung Cuci Darah

BATANGHARI - Bupati Batang Hari, Jambi, Mhd Fadhil Arief meresmikan Gedung Instalasi Dialisis Rumah Sakit Umum Daerah Haji Abdoel Madjid Batoe (RSUD HAMBA) Muara Bulian,

Fadhil Arief dalam sambutan singkatnya mengatakan, peresmian Gedung Instalasi Dialisis dan Launching Mobil Unit Pengelola Darah RSUD HAMBA Muara Bulian, terasa begitu istimewa karena bertepatan dengan Hari Kesaktian Pancasila.

"Peringatan Hari Kesaktian Pancasila harus kita akui dan kita laksanakan sebagai ideologi negara kita. Bertepatan dengan peresmian gedung instalasi dialisis atau alat cuci darah di Kabupaten Batang Hari," ujarnya.

Menurut lelaki penggila sepakbola ini, semua unsur Pancasila masuk dari bagian daerah ini. Sila pertama berbunyi ketuhanan yang maha esa. Ia berujar bahwa semua masyarakat Batang Hari punya Tuhan dan semua meyakini Tuhan.

"Tuhan memberikan perintah kepada kita semua untuk selalu ikhtiar dan berdoa. Kegiatan hari ini bagian dari ikhtiar, bagaimana kita meninggikan derajat kesehatan masyarakat," tegasnya.

Sila kedua, kata Fadhil Arief, kemanusiaan yang adil dan beradab. Negara harus hadir memberikan pelayanan secara adil dan beradab kepada seluruh rakyat Indonesia.

"Tahun 2023, istri saya kebetulan memberikan bantuan kursi roda kepada orang-orang sakit atau tak mampu berjalan. Salah satunya telah wafat, adalah pasien cuci darah, dia cuci darahnya ke Rumah Sakit Raden Mattaher," kenangnya.

"Karena pasien tergolong orang tak mampu, pasien menggunakan mobil BHI (transportasi umum). Alangkah menderitanya pasien cuci darah dari Bulian naik BHI, sehingga rentang waktu yang dibutuhkan sangat lama," imbuhnya.

Sewaktu pasien tiba di rumah sakit, kata Fadhil Arief, pasien harus beristirahat dan mengantri. Tak ingin kejadian serupa terulang, pemerintah daerah akhirnya membangun Gedung Instalasi Dialisis dalam kawasan RS HAMBA Muara Bulian.

Selanjutnya sila ketiga, persatuan Indonesia. Fadhil ingin semua stakeholder dan semua anak bangsa memberikan kelebihannya guna menjadikan Indonesia semakin kuat. 

"Saya agak kritisi surat Kepala BPJS Kesehatan, seolah-olah Batang Hari ini tekor dengan kompensasi BPJS dibayarkan. Tidak tekor Bu Santi, karena Batang Hari menyumbang pajak negara itu tinggi, dari HGU kelapa sawit, dari tambang batu bara, dari migas," tegasnya.

"Memang tak masuk di APBD, tapi masuk ke APBN dan masuk lagi ke BPJS. Jadi kalau 63 miliar ibu itu, sebenarnya masih jauh, karena Batang Hari ikut menyumbang ke APBN, namanya Pajak Pemerintah Pusat," tambahnya.

Ayah empat anak ini berujar pihak BPJS Kesehatan harus menyamakan persepsi. BPJS Kesehatan tak boleh lagi mengirim surat kepada Bupati Batang Hari, menyatakan Bupati tekor karena APBD nya cuma sekian.

"APBD itu bagian dari APBN. Tahun depan APBD kita surut jauh dengan pola pemerintahan baru. Tapi belum tahu, pasti formulanya, jadi Batang Hari ini APBD-nya akan turun dari transfer pusat tahun depan sekitar 320 miliar," tuturnya.

Manajemen RSUD HAMBA Muara Bulian, kata Fadhil Arief harus segera mengantisipasii terjadinya penurunan APBD dengan cara berinovasi agar pelayanan kesehatan masyarakat tak terganggu.

"Kita yakini bahwa dengan niat baik, pelayanan kita tidak terganggu. Bu Santi harus berkreasi dengan keadaan ini. Tapi kita komitmen, bagaimana masyarakat dilayani dengan baik," tegasnya.

"Tadi pak Sekda memberitahu kepada saya, pak kalau kita turun (APBD), OHC (One Hour Closer) tak dapat award. Kita tak peduli dengan award, kita yang peduli kalau ada orang Batang Hari tidak terlayani kesehatan dengan baik, baru kita peduli. Apalah artinya award, kalau pelayanan kita tidak baik," imbuhnya.

Meski demikian, kata dia, OHC merupakan salah satu indikator yang harus dikejar. Hal ini lantaran dengan OHC mencapai angka 100 persen, berarti kemungkinan besar masyarakat Batang Hari sudah terlayani dengan baik. 

"Sehingga kolaborasi kita dengan BPJS, kolaborasi kita dengan pemerintah pusat, kolaborasi dengan stakeholder lainnya terjalin dengan baik," tuturnya.

Kemudian masuk sila keempat, kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat, kebijaksanaan dalam permusyawaratan dan perwakilan. Makanya lahir pemilihan kepala daerah (Pilkada) langsung, pemilihan Presiden, pemilihan DPR.

"Tujuannya bagaimana rakyat dapat pemimpin yang memang peduli dengan rakyatnya, yang berhikmat kepada rakyatnya. Bupati hadir diberi amanah oleh rakyatnya untuk mengurusi rakyatnya," katanya.

Sila kelima Pancasila, kata Fadhil Arief berbunyi keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Ia menekankan agar pelayanan RS HAMBA kepada masyarakat harus menjunjung tinggi nilai-nilai keadilan tanpa tebang pilih.

"Teryata kata orang dusun, pak kami kalau ke rumah sakit, nengok perawat di IGD nyambut kami dengan humble, hangat, sudah terasa separuh sehat kami. Kadang-kadang pegawai menakuti masyarakat, sehingga bikin tambah ngedrop," ucapnya.

RSUD HAMBA Muara Bulian ada, kata Fadhil Arief karena adanya masyarakat Batang Hari. Begitupun gedung instalasi dialisis ada karena ada orang yang perlu penanganan cuci darah.

"Kalau tak ada pasien cuci darah, pasti tak ada fasilitas gedung ini. Menurut data yang diberikan Direktur RSUD HAMBA kepada saya, ada sekitar 0,22 persen orang Indonesia yang mengalami gagal ginjal atau 683.000 lebih. Sedangkan di Batang Hari pasien yang terdata berobat berjumlah 25 orang," rincinya.

Mengakhiri sambutannya, Fadhil Arief mengucapkan terima kasih kepada seluruh jajaran RSUD HAMBA Muara Bulian dan para medis yang telah mengabdi dengan baik di Kabupaten Batang Hari. 

"Atas ijin Allah dan ijin semua kita yang hadir di sini, dengan mengucap Bismillahirrahmanirrahim, gedung instalasi dialisis dan launching mobil unit pengelola darah, secara resmi Saya buka," ucapnya disambut tepuk tangan.****